Assalamualikum warahmatulahi wabarakatuh.........
Kita terdiri dari jasad dan jiwa (ruh). Kita sebenarnya adalah jiwa itu (ruh) yang nantinya akan dipanggil Allah kerana ianya adalah milik Allah dan pasti akan satu hari dipanggil Allah.
Setiap kali kita solat, Allah memanggil jiwa kita untuk datang kepadaNya, bukan sekadar jasad. Tapi sekian lama yang datang menghadap Allah hanyalah jasad kita tetapi tidak jiwa kita. Justeru kita harus belajar untuk datang kepada Allah dengan jiwa kita bukan sekadar jasad. Kita harus belajar mengaktifkan jiwa kita.
Pada hakikatnya selama ini jiwa kita telah sering kali juga kita aktifkan. Contohnya ketika menghadapi musibah, bayangkan bagaimana jiwa kita menghadap Allah. Seluruhnya kita hadapkan ke Allah, tidak memikirkan yang lain, kita total memohon pada Allah. Ketika kita membawa kereta (setelah bertahun-tahun pandai membawa kereta), jiwa kita yang mengendalikannya. Bayangkan bagaimana kita mengelak sesuatu ketika memutarkan stering, kita mengelakkan dengan jiwa kita terlebih dahulu.Bayangkan pula ketika kita bersukan dulu, kita bermain bola atau bola jaring atau acara olahraga lumba lari. Cuba bayangkan betapa jiwa kita yang berlari ke sana ke sini dan badan kita hanya ikutkan saja. Kita mengikut jiwa kita selama ini. Ketika kita mendapat keputusan yang baik dalam pelajaran atau mendapat kenaikan pangkat, jiwa kita bahagia dan seluruh tubuh kita akan ikut bahagia. Ketika kita marah, jiwa kita tak tertahan rasanya dan badan kita akan ikut marah (ada kalanya sampai ada yang menggeletar kerana kemarahan). Itu antara contoh-contoh bagaimana kita sudah pernah dan biasa mengaktifkan jiwa.
Hakikatnya kita semua punya jiwa dan kita sudah biasa mengaktifkan jiwa kita. Justeru mari kita bawa jiwa kita mengadap Allah ketika solat. Hadapkan wajah ke Allah (mengadap kiblat). Jasad sudah siap, sekarang siapkan jiwa untuk berjalan menujuNya. Bawa jiwa kita ke Allah, tinggalkan jasad ini, dan perlahan-lahan bawa jiwa ke Allah. Kita akan dapat merasakan gerakan dari dalam, ada yang bergerak, menuju yang tak terbatas. Kerana kita belum mahir, lakukan dengan perlahan-lahan dan rasakan ada gerakan dari dalam. Bawa jiwa itu menuju Dia Yang Tak Terbatas .
Sekarang takbirlah , Allahuakbar . tangan hanya sampai di dada (untuk perempuan) tapi jiwa terus mikraj ke Allah. Perlahan-lahan bacalah doa iftitah, bacalah dengan jiwa kita, bacaan dari jiwa lain dari bacaan hanya dari mulut. Sambung dengan al fatihah dan ayat yang mudah sambil jiwa terus bergerak ke Allah (jiwa dituju ke Allah).
Seterusnya bawa jiwa untuk tunduk dan rukuk, biarkan dia turun untuk rukuk dan badan akan mengikut saja. Lakukan dengan perlahan dan rasakan ada gerakan yang membawa jasad kita untuk rukuk. Kita rukukkan jiwa kita, selama ini hanya jasad saja kita bawa untuk rukuk. Setelah kita jatuh untuk rukuk, perlahan-lahan letakkan tangan di atas lutut dan bawa jiwa terus ke Allah dengan dalamnya, terus, terus, terus jangan berhenti, terus ke Allah dan kita akan dibawa ke satu daerah yang sangat dalam, luas tak terbatas.
Bangkitlah untuk iktidal dan bangkit juga dengan jiwa, jiwa akan bangkit dulu dan badannya akan ikut kemudian, serahkan segala pujian ke Allah (jiwa yang menyerahkan pujian ke Allah)
Kemudian bawalah jiwa kita untuk sujud ke Allah, dia akan segera untuk sujud, belum jasad kita sampai ke bawah, jiwa sudah sampai. Dan terus sujud, dengan dalamnya, terus bawa jiwa untuk sujud sehingga kita akan rasa ada gerakan ke bawah sehingga merasa menembus bumi hingga dalam yang luas tak terbatas. Rasakan ketenangan yang dialirkan Allah ke dalam jiwa ketika itu, biarkan, rasakan, nikmatilah keindahan sujud itu. Tidak mahu bangun dari sujud? Ya begitulah nikmatnya yang tak terperi. Teruskan sujud dengan dalam. Kemudian dengan jiwa itu pujilah Allah dengan bacaan subhanarabbiyal 'ala wabihamdi.
Bangun dari sujud dan bawa jiwa untuk duduk, jiwa akan duduk dengan sopan dan akan terus rasa dilihat Allah tanpa hentinya. Tidak perlu kita bersusah payah untuk merasa dilihat Allah. Bila kita pergi ke Allah dengan jiwa kita, automatiknya akan rasa jiwa dilihat Allah kerana yang merasa itu adalah jiwa dan dia sedang menuju ke Allah yang luas tak terbatas dan yang yang sangat menenangkan jiwa apabila bertemuNya. Tidak perlu dipaksa untuk sedar ke Allah kerana yang sedar itu adalah jiwa dan apabila jiwa itu di bawah ke Allah pasti dia sedar ke Allah sebab dia sedang ke Allah.
Bacalah bacaan duduk antara dua sujud dengan jiwamu, kemudian bawa jiwa itu sujud kembali dan duduk tahiyat akhir bagi memberikan penghormatan tertinggi kepada Allah dan salam hormat buat Rasulullah saw, para sahabat dan para solihin.
Diakhiri dengan salam juga dengan jiwamu.Sahabat yang dirahmati Allah, jiwa yang sentiasa ke Alla itulah jiwa yang mengingati Allah, maka di berikan ketenangan dan dilimpahi cahaya Allah yang akan membimbing jiwa itu. Jiwa yang tidak bisa melihat, tapi dibimbing oleh Yang Maha Melihat.
Bagaimana untuk membawa jiwa total ke Allah?. Ingatilah bagaimana Siti Hajar membawa jiwanya ke Allah apabila sudah tidak ada pergantungan pada suami, pada air, pada makanan, atau pada sesiapa saja. Hanya ada Allah dan jiwa itu di bawa total menyerah ke Allah.
Apabila terasa tidak sedap di dalam jiwa (tidak tenang), berhenti dan bawa jiwa ke Allah untuk bertanyakan. Allah akan mencampakkan ketenangan ke dalam jiwa itu dan kemudian insyaAllah di berikan petunjuk. |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan